Inspiring points

Reflective story from journey of life , Alam terkembang jadi guru

Kisah Saudagar Pasar Baru Bandung

Sekilas Kisah saudagar pasar baru Bandung, kekuatan ekonomi pengusaha muslim yang tak terwariskan bisnis nya

Masa lebaran, adalah juga saat bersilaturahmi dengan keluarga besar, termasuk dg keluarga kerabat dari pihak Istri yg dulu banyak tinggal di tengah kota Bandung, karena merupakan bagian dari keluarga besar saudagar pasar baru Bandung. Saat bertemu mereka, saya senang sekali mendengar cerita dari para orang tua yg senang bercerita ttg kisah2 para saudagar pasar baru tersebut yg juga turut mewarnai kisah kota Bandung di masa lampau.

Melihat foto2 lama keluarga besar tersebut, saya jadi agak heran dg tampilan wajahnya, Sebagian berwajah khas Priangan tapi Sebagian lain ada yg berwajah arab, Sebagian lagi berwajah cina dll. Saat ngobrol2 dg kakek dari pihak istri, saya pun bertanya lebih jauh, mengapa wajahnya beragam spt itu ?

Ia pun menjelaskan bahwa memang benar sebagian perintis awal saudagar pasar baru Bandung, adalah perantau dari berbagai tempat yg datang yg ke Bandung saat kota mulai dibangun belanda 2 abad yg lalu. Sebagian adalah pedagang keturunan Arab dari Pekalongan  dan ada juga keturunan Cina dari Cirebon yg beragama Islam. Ada juga pendatang dari Palembang, keturunan Arab Palembang. Nama2 mereka diabadikan sampai saat ini menjadi nama2 Jalan di daerah sekitar Pasar Baru Bandung spt Jalan Tamim, dulatip, Alkateri, Fahurrozi, Ence Aziz dll

Tamim dan Ence Aziz adalah Arab Palembang, Alketeri, Fahrurozi, Dulatif ( Abdul Latif) adalah keturunan Arab. Salah satu keturunan Cina yg jadi pengusaha kayu, babah Tam Long, jadi nama jalan Tamblong. Dan banyak nama2 jalan dan gang lain nya di daerah tersebut yg berasal dari nama para Saudagar tsb. Salah satu toko keturunan cina yg jadi ikon dan masih ada sampai saat ini, ialah toko ramuan herbal Babah Kuya yg berdiri sejak tahun 1800.

Sebagian mereka adalah juga para pendukung perjuangan Pangeran Diponegoro, saat perang berakhir demi keamanan diri & keluarga mereka hijrah ke arah barat, sebagian sampai di Bandung berdagang di Pasar baru. Sebagian pendatang dari Cirebon, adalah turunan Cina Cirebon yg masih ada hubungan kerabat dengan Sunan Gunung Jati yg punya istri keturunan Cina (Campa).

Jadi bayangkan betapa perintis awal saudagar pasar baru adalah para pedagang yg bermental ulet, idealis dan berdaya juang tinggi (karena turunan pejuang)

Kaum ningrat Priangan, keluarga bupati tinggal di sekitar Mesjid Agung Bandung, yg kemudian saat ini jadi nama jalan Dalem kaum dan kepatihan. Kota Bandung awalnya adalah tanah kosong yg dibangun Belanda, jadi tidak ada menak/ningrat Sunda yg sejak awal berada di Bandung. Kaum Ningrat Pribumi diundang datang ke Bandung oleh pihak Belanda untuk membantu mengurus pemerintahan menjadi kerabat Bupati Bandung, adalah kaum ningrat dari daerah Cianjur dan Sumedang yg sudah lebih dulu berdiri kota nya.

Jadi Saudagar Pasar baru dan kerabat ningrat keluarga bupati Bandung, datang hampir bersamaan ke kota Bandung dan mereka saling menghargai , berada pada kedudukan yg sama. Ada suatu kebiasaan unik, pada masa lebaran, para saudagar pasar baru secara bersama2, biasanya memberikan hadiah kepada bupati Bandung.

Para pedagang pasar baru tersebut tinggalnya di sekitar pasar baru juga, karena berdekatan dan untuk menguatkan kekeluargaan dan bisnis di antara mereka, akhirnya mereka saling menikahkan anak2 nya. Sehingga akhirnya terbentuklah sebuah kekerabatan yg besar, yang kemudian dikenal sebagai keluarga pasar baru Bandung. Selain menikahkan anaknya dg sesama keluarga pasar, ada juga yg menikah dg masyarakat umum di tanah Priangan yg berasal dari Sumedang, Cianjur, Garut, Tasik, Ciamis dll.

Jadi sejak dulu kota Bandung sudah menjadi bagaikan kota cosmopolitan karena berkumpul org berbagai bangsa dan daerah di sana, dari luar negeri, org Belanda, Eropa, arab, Cina, India dll. Begitu juga dari seantero Nusantara, dari Cirebon, Jawa tengah. Timur, sumatera, Sulawesi dll. Kemudian terjadilah perkawinan di antara mereka, sehingga anak2 keturunan nya memiliki tampilan wajah campuran/blasteran/ indo, yg tampan dan cantik. Konon dari sinilah mulai terkenal ungkapan Mojang Priangan, geulis ( gadis Priangan yg cantik).

Saya coba amati juga foto2/gambar lama keluarga dari pihak keluarga istri, menarik juga Sebagian ada yg berwajah arab, Sebagian lain berwajah Cina. Saya coba tanya2 ternyata benar adanya mereka adalah turunan Arab dan juga turunan cina yg menikah dg penduduk Priangan, sehingga tampilan wajah khas nya masih tampak, hidung dan dagu khas Arab,  mata sipit dan wajah oval putih khas Cina. Jadi bisa dibayangkan sendiri seperti apa tampilan wajah anak keturunan nya.  Tapi biasanya kalau sudah keturunan ketiga atau ke empat tampilan khas tsb akan hilang.

Dari sana saya mengambil kesimpulan, bahwa saudagar pasar baru tersebut, adalah campuran dari berbagai bangsa/etnis yg sama2 di ikat karena kepentingan yg sama di dunia bisnis dan agama Islam, Sebagian besar para saudagar tersebut adalah haji. Pada masanya, sekitar thn 1850 sampai thn 1940, saudagar pasar baru menjadi kekuatan ekonomi pribumi muslim di kota Bandung, disamping pebisnis keturunan Cina, Eropa/ pemerintah Belanda. Puncak kejayaan bisnis mereka, ialah saat mereka mendirikan Lembaga keuangan simpan pinjam, Himpunan Saoedara thn 1906 di jalan dalem kaum, yg kemudian menjadi bank HS 1906 dan saat ini menjadi bank Woori Saudara. Untuk menggambarkan betapa kayanya mereka, mereka memiliki asset tanah dan bangunan mulai dari sekitar pasar baru dekat stasiun kereta api, batas rel kereta api sampai ke arah selatan sekitar alun2, kebon kelapa sampai ke tegalega, yg saat ini adalah daerah pusat kota Bandung. Pada tahun 1930, saat mobil masih barang mewah dan jumlah mobil kurang dari 100 buah, para saudagar pasar baru telah punya mobil, saat itu sepeda dan kereta kuda masih barang mewah.  


Beberapa kerabat keluarga pasar baru yg terkenal pada masanya antara lain ialah Haji Sanusi yg rumahnya di jalan pasir kaliki sebelah barat pasar baru pernah
menjadi tempat tinggal Bung Karno saat kuliah di ITB (TH saat itu). Bung Karno bisa tinggal disana krn haji Sanusi adalah rekan HOS Cokroaminoto,tokoh pergerakan Sarekat Islam di Surabaya, yg juga adalah ayah angkat Bung Karno saat ia bersekolah di Surabaya. Istri haji Sanusi namanya ibu Inggit Ganarsih, namun kemudian bercerai, setelah bercerai kemudian ia menikah dg Bung Karno. Ibu Inggit sangat besar jasanya mensupport bung Karno pada masa awal pergerakan kebangsaan di Bandung saat itu.

Haji Ingi Abdul Manan salah seorang saudagar pasar baru yg berbisnis batik dan kopiah. Kopiahnya terkenal saat itu bahkan sampai dijual ke Singapura dan Malaysia. Ada cerita menarik dari salah satu anak haji Ingi, bahwa Bung Karno saat tinggal di Bandung pernah membeli kopiah juga disana, setelah dicoba2, ternyata tak ada ukuran yg pas, karena kepala Bung Karno relatif lebih besar, sehingga akhirnya dibuatkan Peci ukuran khusus utk Bung Karno, no 10, saat itu pembeli kopiah kebanyakan ukuran no 7,8,9. Sejak itulah bung Karno kemudian terkenal  selalu menggunakan kopiah hitam nya yg jadi simbol kebangsaan khas beliau, menggantikan blangkon yg dipakai saat masa mudanya.

Keluarga lain yg terkenal pada masanya ialah Haji Sapiie, yg merupakan bandar besar tembakau saat itu. Ialah yg menguasai perdagangan tembakau di sekitaran Priangan dan menjual kepada pabrik rokok. Toko dan rumah nya berada di jalan Dulatip no 2-4-6, 3 rumah besar di persimpangan jalan dulatip dg jalan Sudirman Bandung, tempat yg sangat strategis jaman dulu dan juga saat ini. Rumah no 4-6 telah dijual yg tersisa saat ini hanya rumah no 2 yg saat ini terbengkalai.

Tokoh terkenal lainnya ialah Asep Berlian, anak Haji Tamim, saudagar Pasar baru yg nama jalan nya masih ada saat ini. Asep Berlian adalah tuan tanah yg kaya rayanya, dan memiliki tanah yg luas, antara lain di daerah Cicadas, dimana Namanya diabadikan jadi nama jalan Asep Berlian. Ia digelari Asep Berlian, karena kalau bepergian kemana2 menggunakan perhiasan yg mencolok, antara lain batu berlian besar di jari dan ujung keris nya, sehingga akhirnya digelari dg nama Asep Berlian.

Jadi terbayang betapa para pengusaha muslim kota Bandung saat itu, telah menjadi suatu kekuatan ekonomi yg disegani orang kaya Pribumi pada masanya dan hal tsb berlangsung sekitar 2-3 generasi. Setelah generasi ke 4-5 bersamaan dg jaman kemerdekaan sampai saat ini bisnisnya terus memudar, banyak aset2 tsb yg dijual dan bertukar kepemilikan, hanya tersisa beberapa asset kecil saja, bisa dikatakan saat ini telah pudar kejayaan bisnis saudagar pasar baru. Saat ini salah satu turunan keluarga pasar baru yg masih maju usahanya ialah keluarga Panigoro, Medco Grup. Keluarga Panigoro sebenarnya adalah org Gorontolo yg merantau ke Bandung kemudian menikah dg salah seorang anak gadis keluarga pasar baru, dimana kelak anak keturunan nya besar disana. Keluarga Panigoro juga yg turut menyelamatkan bank HS 1906 dari Krisis perbankan dulu, saat ini bank telah berganti kepemilikan. Kantor Pusat Himpoenan Saoedara di Jalan Dalem kaum saat ini menjadi salah satu kantor cabang bank Woori Saudara.

Ada beberapa pelajaran sejarah menarik yg saya dapatkan dari obrolan dengan para sesepuh tersebut. Para Saudagar pasar Baru Bandung adalah hasil asimilasi berbagai bangsa/etnis pendatang ke kota Bandung yg berbaur dg penduduk Priangan, yang terikat pula karena kesamaan agama, agama Islam.

Hal tersebut terjadi karena kebijakan Belanda pada masanya yang mengelompokan masyarakat kota Bandung berdasarkan bangsa/etnis. Di sebelah utara rel kereta api, tinggal org Belanda dan Eropa lain nya, beragama Kristen/protestan, disanalah berdiri gereja.  Disebelah selatan rel kereta api, Penduduk pribumi, perantau dari luar pulau dan  para perantau asia timur seperti org Arab dan China. Perantau China tinggal di daerah Pecinan, Cibadak dan sekitar kelenteng daerah Andir, disanalah berdiri kelenteng/wihara budha/kong hucu.

Keturuan Arab, pedagang nusantara lain nya ( Palembang, Cirebon, Pekalongan dll ) tinggal di dekat pasar baru sampai sekitar alun2, masjid Agung adalah symbol nya. Karena sama2 beragama Islam, perantau Arab lebih mudah berasimilasi dg penduduk pribumi dan pedagang pasar lain nya. Para saudagar pasar baru, kebanyakan adalah juga muslim yg taat, banyak yg jadi haji, bayangkan di jaman itu, seabad yg lalu,betapa sulit dan mahal nya bisa berangkat ke tanah suci, betapa kaya nya mereka.

 

Setelah Berjaya hampir seabad lamanya kemudian kejayaan ekonomi mereka menurun, toko, rumah, tanah dan aset2 berharga di tengah kota telah dijual oleh para turunan nya. Padahal para pengusaha keturunan Cina yg dulu sama2 merintis usaha di Kota Bandung, tambah maju usahanya, asset nya tambah luas. Kebanyakan toko, rumah, tanah milik keluarga besar pasar baru telah beralih kepemilikan kepada para pengusaha keturunan tsb.

 

Sebuah pertanyaan besar, mengapa keluarga pedagang muslim pribumi yg Berjaya pada masa dulu kemudian luntur/ hilang kejayaan bisnisnya, sedangkan pengusaha keturunan Cina bisa tetap Berjaya dan malah bertambah maju ?, apakah penyebab nya ? apa pelajaran nya ?

Saat ngobrol2 silaturahmi dg para sesepuh keluarga, saya coba tanyakan juga pertanyaan tsb hal tsb, ternyata tak mudah mencari jawaban nya.

Saya pun berusaha melakukan riset kecil2 an untuk mencari jawaban nya dg membaca berbagai literatur dan sejarah.

Akhirnya saya temukan beberapa hipotesa (kemungkinan) jawaban nya :

Faktor Eksternal :

·         Perubahan Politik ; jaman belanda, jaman kemerdekaan, orde lama, order baru dst.

·         Perubahan ekonomi, social

·         Perubahan teknologi

 

Faktor Internal

·         Mentalitas bisnis tidak di wariskan

·         Relasi bisnis yg tidak diteruskan

Perintis awal saudagar pasar baru adalah para perantau dari berbagai tempat yg memiliki mental rintisan dan jiwa juang yg kuat. Para perintis tsb Sebagian adalah org keturunan arab dan cina, kita ketahui semua, kedua etnis tsb memiliki karakter dagang/bisnis yg kuat. Saat kemudian menikah dg penduduk setempat yg berkarakter agraris/petani, mentalitas bisnis tsb pudar, terbawa oleh gaya agraris. Antara lain terbentuk dari mentalitas anak2 pedagang tsb yg lebih memilih untuk menjadi priyayi/pegawai ( nyaman) daripada jadi pengusaha (repot ). Sehingga akhirnya bisnis yg dikembangkan orangtua nya tak di teruskan lagi oleh anak keturunan nya, sehingga akhirnya bangkrut.


Salah satu karakter kaum pedagang (keturunan Arab/Cina) ialah hemat dan pandai mengelola keuangan. Saat kemudian mereka berasimilasi dg penduduk lokal Priangan yg berkarakter agraris, pola pengelolaan keuangan tsb berubah. Sikap hemat kemudian dipandang negatif oleh anak keturunan nya yg mulai bercampur agraris sebagai perilaku “pelit” . Sehingga akhirnya berperilaku boros, tdk pandai mengelola uang.
Masyarakat agraris dimana pola nya ialah uang akan didapat lagi saat panen,cenderung berpikir sederhana ttg pengelolaan keuangan, pola pikir kumaha engke ( bagaimana nanti saja), dan boros saat panen, dlm budaya pesta panen, atau acara hajat pernikahan mewah setelah masa panen. Karakter tsb tanpa disadari telah mengikis budaya hemat, pandai mengelola uang karakter pedagang. Saat perintis awal saudagar pasar baru tsb (keturunan Arab, Cina) kemudian berketurunan dg penduduk setempat yg berlatar belakang budaya agraris

Salah satu sisi negative mental agraris ( petani) ialah cenderung hidup santai ( kumaha engke wae lah), sehingga anak2 orang kaya tsb diberikan kehidupan yg enak dg fasilitas dan kekayaan nya, mereka terbiasa  hidup enak, dimanja, sehingga tak memiliki daya juang yg tinggi, tak berpikir jauh secara terencana utk masa depan nya Selain itu  keahlian bisnis pun tidak diturunkan kepada anak2nya yg lebih memilih jadi priyayi/pegawai. Harap difahami pada budaya agraris, level social yg tinggi ialah menjadi menak/ningrat/priyayi, itulah cita2 mereka  bukan jadi pedagang.

Inilah yg membedakan dg anak2 pada pebisnis keturunan Cina, orangtua nya telah mendidik anaknya dg keras sejak kecil, mengajak anaknya ikut bantu dagang di toko ayahnya. Mereka tak dibuat manja tapi bekerja keras sejak kecil, sehingga mental mereka lebih kuat dan struggling, gigih dalam berbisnis. Selain itu relasi bisnis tetap dijaga turun temurun. Hubungan supplier, konsumen di turunkan dari generasi ke generasi. Bayangkan supplier yg dulu menyuplai kakeknya terus dijaga sampai oleh cucunya, begitu pula dg konsumen, anak cucunya hanya meneruskan saja. Suplier, Konsumen adalah bagian rantai bisnis yg menjamin kelangsungan usaha, para pengusaha Cina menjaga hal tsb.

Pada pengusaha pribumi yg usahanya tak berlanjut oleh anak keturunan nya, terputuslah rantai tsb. Suatu saat ada anak cucu nya yang akan memulai usaha, mereka merangkak dari nol lagi, membangun rantai bisnis tsb, sehingga rentan gagal.

Kunci bisnis ada 3 hal;

1.       mentalitas bisnis, kegigihan, skill bisnis, kelihaian komunikasi bisnis dll.

2.       Relasi bisnis , rantai supplier, konsumen, relasi support ; finansial, power, politik dll.

3. Komunitas & keluarga yg mensupport bisnis, punya teman dekat tempat kongkow2 bisnis dan saling tukar info bisnis. Mereka lah yg memberikan support saat bisnis merugi/bangkrut, sehingga bisa bangkit kembali.

Ketiga hal itulah yg mulai luntur pada generasi penerus keluarga besar pasar baru.

Sebagai perbandingan di daerah Jawa barat saya ada menemukan, komunitas pengusaha pribumi yang bisa bertahan lama beberapa generasi karena bisa menjaga kedua kunci bisnis tsb, antara lain :

·         pengusaha bahan bangunan/ rongsokan dari daerah Panjalu, Ciamis yg merajai bisnis tsb di jawa Barat.

·         Pengusaha transportasi bis dari Tasik dan Ciamis, salah satu ikon yg terkenal ialah grup Primajasa yg dirintis oleh alm. Haji Mpud, dg bis Mayasari Bakti di Jakarta dulu

·         Pengusaha kerupuk putih dari Ciamis, usahanya menyebar ke seantero Priangan dan sekitar kota Bandung.

Demikian sedikit oleh2 silaturahmi lebaran dg turunan keluarga pasar baru Bandung, betapa sebenarnya kita semua bisa menjadi kaya raya, memberikan kebaikan bagi orang banyak,

semoga kekuatan ekonomi pribumi bisa bangkit Kembali seperti masa yg lampau

Note: cerita yg saya tuliskan ini, hanyalah berdasarkan data verbal obrolan dg orang2 tua yg mengalami langsung masa tsb dan opini pribadi, bersifat informal saja, validitas nya terserah pada masing2 pembaca.

Leave a comment

Information

This entry was posted on 09/05/2022 by in Blogroll.