Inspiring points

Reflective story from journey of life , Alam terkembang jadi guru

Kisah perjalanan pendidikan di beragam jenis sekolah

Karena ada beberapa teman yang bertanya2 ttg kisah perjalanan Pendidikan anak2, saya ingin sedikit bercerita juga semoga bermanfaat, mohon maaf bukan bermaksud membangga2kan diri, tapi agar bisa jadi perbandingan juga tentang bagaimana kita menyiapkan pendidikan untuk anak kita, semoga bermanfaat pula bagi keluarga muda

Alhamdulillah, Allah mengarunia saya 4 orang anak yang belajar di berbagai sekolah di beberapa tempat berbeda dalam jenjang Pendidikan nya.
2 anak pertama, sekolah dasar nya di Bandung, SD Islam terpadu, Salman Al Farisi dan Mutiara Bunda, kemudian berlanjut dg International School di Abu Dhabi waktu saya pindah ke sana. Anak no 3 & 4 sejak kecil pendidikan dasar mereka di International school di Abu Dhabi. Waktu pulang ke Indonesia, anak no 1 dan 2 , melanjutkan kuliah di ITB, anak no 3 melanjutkan ke Islamic Boarding School, Insantama Bogor sedangkan si bungsu melanjutkan ke Pesantren Tahfiz, Darul Qur’an Bandung. Jadi beragam sekali sekolah yg mereka alami, yang insya Allah memperkaya pola pikir dan wawasan serta membangun karakter mereka.
Pendidikan anak2 tak hanya di sekolah tapi orang tua harus langsung terlibat juga.

Pendidikan di keluarga yg bisa saya lakukan ialah dengan menyediakan buku agar mereka gemar membaca, tidak ada TV di rumah dan sering mengajak mereka bermain di alam terbuka. Teringat dengan pepatah Minang, ”Alam terkembang jadi guru”, dengan bermain di alam, anak2 akan terbiasa untuk mengambil pelajaran, tercerahkan pemikiran nya. Waktu anak2 kecil dulu saat libur saya sering mengajak mereka bermain ke area pesawahan Bandung selatan di daerah Ciwastra, Sapan, Bojong soang, yang tak jauh dari rumah. Saat bekerja di wayang windu Pangalengan dulu, saya sering mengajak anak2 bermain ke kebun teh disana. Saat tinggal di Abu Dhabi saya sering mengajak mereka bermain ke gurun pasir. Terbiasa sejak kecil saya ajak main ke alam terbuka, sampai sekarang mereka lebih senang pergi ke alam terbuka daripada bermain di mall.


Pendidikan lain yg penting ialah mengajarkan kepedulian sosial. Saat bersekolah di SD Mutiara Bunda Bandung, anak cacat, berkebutuhan khusus sekolah Bersama dg anak2 normal, sehingga sejak kecil anak2 jadi peduli dg anak2 yg tidak normal tersebut. Selain itu saya sering juga mengajak anak2 main ke daerah perumahan gang sempit, bertemu dg anak2 marjinal kota, dari keluarga miskin & dhuafa. Pengalaman tersebut akan membuat mereka memiliki kepedulian yang tinggi pada kalangan yg tak beruntung, org miskin, dhuafa dan cacat.

Cerita ttg International School di Abu Dhabi, tersebut saya tak terbayang sebelumnya anak2 bisa sekolah disana, tahu sendiri betapa mahalnya Pendidikan spt itu. Bersyukur sekali saat sekolah disana, biaya Pendidikan ditanggung perusahaan. Inilah satu hal yang membuat saya salut dg pemerintah negara UAE, Abu Dhabi, dimana pemimpin nya sangat peduli dg kesejahteraan rakyatnya dg menyediakan dana yang besar utk Pendidikan dan Kesehatan, Sekolah dan rumah sakit disana sudah kelas dunia. Negara begitu baik nya membantu biaya Pendidikan bermutu untuk rakyatnya sendiri, termasuk juga untuk keluarga para pekerja asing ( Expatriat) yang tinggal disana. Saya sebagai pendatang kesana merasa bersyukur sekali dg pemimpin negara yg visioner spt itu. Terbayang kalau masih tinggal di Indonesia, saya tak akan sanggup membiayai anak2 di sekolah spt itu.
Ada beberapa metode belajar di International school yang bagus juga untuk jadi pelajaran bagi kita sekolah2 kita, antara lain ;
Mengajarkan anak untuk berkomunikasi dengan cara yg baik dan terstruktur. Biasanya tugas2 sekolah anak2 selalu di suruh untuk presentasi, juga menyampaikan ide2 nya. Anak2 diajar juga utk berdiskusi, terbuka menerima kritik dan bisa menyampaikan argument. Sekolah2 kita biasanya hanya menekankan anak2 untuk bisa mengerjakan tugas dan ujian dengan baik tapi tak mengajarkan mereka berkomunikasi, presentasi dan adu argument dg cara yg baik. Nampaknya pola pendidikan di negeri kita fokus untuk mendidik murid2 jadi pekerja (kuli) semata, bukan jadi pemimpin 🤔
Dalam pelajaran Sejarah, anak2 tak hanya disuruh menghapal tanggal dan peristiwa, tapi juga diajar untuk melakukan Analisa sejarah dan mengambil pelajaran dari sejarah yg terjadi tersebut. Seingat saya di sekolah kita, dalam pelajaran sejarah, anak2 ditekankan untuk sekedar tahu, hapal tanggal kejadian dan peristiwa yg terjadi.
Pelajaran lain nya yg penting, ialah karena ia belajar bergaul bersama dg anak2 dari berbagai bangsa, anak2 terlatih untuk memahami karakter org berbagai bangsa dan menghilangkan stereotype antar bangsa, jadi mereka tahu ternyata ada juga org bule Eropa yg bodoh dan ada juga org Afrika hitam yg pintar. Inilah yg perlu di kikis dari mental bangsa kita yg rendah diri, selalu menganggap diri sendiri rendah dan menganggap org lain ( misal bule Eropa) lebih pintar, padahal tidak begitu, inilah warisan kemiskinan mental sisa penjajahan dulu. Semua bangsa sama, kita duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan semua bangsa.
Banyak pelajaran berharga lain nya dari sekolah internasional tsb yg didapatkan anak2. Tapi akhirnya saya menemukan juga ternyata kalau anak2 kelamaan di luar negeri, ia akan kehilangan jati diri bangsa nya. Inilah yg saya temukan pada anak2 pekerja expatriate dari India dan Filipina yg banyak tersebar di seantero dunia, secara individu mungkin mereka ada yg berhasil Pendidikan nya, berhasil kariernya, jadi orang hebat, tapi saya lihat mereka telah luntur jati diri bangsa nya. Tiap bangsa memiliki keunggulan dan kekurangan masing2 dan keunggulan suatu bangsa sejalan dg jati dirinya masing2.
Setelah 7 tahun bersekolah di International School di Abu Dhabi, anak2 pindah sekolah ke Indonesia bersamaan dengan kepindahan saya kerja kembali ke Indonesia. Anak pertama alhamdulillah bisa masuk kuliah ke ITB, sedangkan anak kedua Kembali ke sekolah nya dulu, Mutiara Bunda, Bandung, kemudian berhasil juga masuk kuliah di ITB. Anak no 3 masuk ke SMA Islam terpadu berasrama, Insantama, Bogor dan yg bungsu masuk ke Pesantren Tahfiz Quran, Darul Quran, Bandung.
SMA Insantama, Bogor , adalah sekolah Islam berasrama dg fokus membangun jiwa kepemimpinan. Sekolah yg unik juga, karena selain pelajaran di kelas, mereka banyak aktivitas di luar kelas, melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Saat kelas 10 ( 1 sma) mereka pergi dg jalan kaki ke sebuah kampung kecil di kaki gunung Gede, Bogor. Saat kelas 11, mereka mengembara dan tinggal di sebuah desa terpencil daerah kab Tasikmalaya, Jawa barat, kampung terpencil tanpa listrik dan toilet, pengalaman menarik bagi mereka tinggal di dusun terpencil tsb. Selain itu mereka pun sering mengadakan pengembaraan alam, mendaki gunung di pulau Jawa. Saat kelas 12 pengembaraan mereka lebih jauh lagi, tidak tanggung2 mereka pergi mengembara ke negeri Piramid di Mesir & Dubai. Menarik sekali semua kegiatan tersebut dibiayai dengan dana yang mereka cari sendri. Pengalaman ke berbagai tempat tersebut, telah memberi mereka banyak pengalaman berharga, pelajaran organisasi dan kepemimpinan. Setelah lulus dari SMA tsb, anak no 3 melanjutkan kuliahnya di IPB Bogor, jurusan Pertanian yang antara lain terinspirasi dari berbagai pengembaraan yg dilakukan nya ke berbagai daerah pedesaan yang terpencil.


Dalam Pendidikan formal, satu hal yg menurut saya sangat penting dalam Pendidikan anak2, ialah memilihkan Pendidikan dasar yg terbaik ( TK & SD) karena itu akan menjadi fondasi dasar pola pikir mereka dalam Pendidikan selanjutnya. Waktu di Abu dhabi, saya sempat ngobrol2 dg guru kelas 1 SD di International School tempat sekolah anak saya. Guru tersebut berasal dari Inggris, saya sempat heran juga, ngapain jauh2 dari Inggris hanya untuk jadi guru kelas 1 SD ?. Kemudian ia bercerita justru, pada masa2 kelas awal spt kelas 1 dan 2 SD, itu adalah masa awal pembentukan pola pikir anak2, guru harus memiliki metode dan strategi mengajar yang bagus pada masa yg penting tsb, karena akan berpengaruh besar untuk Pendidikan selanjutnya. Dari sana saya mulai faham penting nya Pendidikan dasar. Di International school, pada masa awal, KG dan Elementery school ( TK dan SD), ternyata pelajaran tidak begitu banyak, sedikit saja, dan anak2 banyak bermain. Ternyata memang pada masa usia tsb, pengembangan kreakifitas dan motoric dg kegiatan bermain penting sekali. Pendidikan rasional seperti berhitung dan hapalan, baru pada kelas2 di atas nya.
Saya lihat pola yg sama spt itu pula yg diterapkan pada beberapa sekolah islam terpadu yg cukup advance metode Pendidikan nya dg antara lain mengacu pada standar internasional tsb, saat TK dan SD kelas awal, anak2 lebih banyak bermain daripada belajar. Metode Itulah yg didapat saat anak2 sekolah di SDIT Salman al Farisi Dago dan Mutiara Bunda Arcamanik, Bandung. Saat anak2 pindah ke Abu Dhabi dan masuk International School dg pengantar Bahasa Inggris, alhamdulillah anak2 bisa cepat adaptasi, 2 bulan mereka sudah lancar saja, belajar di international school dg teman2 org berbagai bangsa dan buku serta Bahasa pengantar,English, padahal orang tua perlu waktu lama untuk penyesuaian tersebut.
Jadi penting sekali, proses Pendidikan yg tepat dan bermutu pada masa awal2 pendidikan anak di TK dan SD, utk pembentukan pola pikir anak2. Alhamdulillah anak2 saya produk gabungan 2 model Pendidikan tersebut, SDIT di Bandung dengan International School di Abu dhabi.

Anak no 4, melalui Pendidikan dasar mulai dari TK sampai SD di International School di Abu dhabi, diajar guru2 dari berbagai bangsa, dan bergaul juga dg teman berbagai bangsa, ia memiliki karakter yg agak berbeda dari kakaknya, tampak lebih percaya diri, bagus dalam komunikasi dan berpikir secara terstruktur. Saat pulang ke Bandung, ia kemudian lanjut belajar ke Pesantren Tahfiz Quran, Darul Quran, Bandung. Gabungan pengalaman Pendidikan International School dan pelajaran agama dan disiplin ala Pesantren telah membangun karakter khas pula pada si bungsu.


Demikian kira2 kisah perjalanan pendidikan anak2 yang sangat beragam, semoga benar2 bisa membentuk mereka menjadi anak2 yg soleh, kuat akidah agama, berpola pikir kreatif & sistematis juga berwawasan Internasional agar kelak mereka bisa orang yg memberi kebaikan bagi orang banyak.
Perjalanan Pendidikan anak2 yg beragam tersebut, hanya terjadi karena anugerah takdir dari Allah semata, alhamdulillah.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, wassalam.

2 comments on “Kisah perjalanan pendidikan di beragam jenis sekolah

  1. Bertha
    26/09/2021

    Assalamualaikum
    Salam kenal, saya Bertha..ibu dari 5 org anak yg msh kecil2……saya terbantu sekali dengan kisah ini .dan saya sedang mencari sekolah di abu Dhabi..saat ini sy msh tinggal d Bekasi, suami diterima kerja disana…bila berkenan boleh hub saya thazkiya@gmail.com (Bertha)…

    • hdmessa
      26/09/2021

      Wa alaikum salam ibu Bertha,
      Terima kasih komentar nya,
      baik bu Bertha

Leave a comment

Information

This entry was posted on 11/04/2021 by in Blogroll.