Inspiring points

Reflective story from journey of life , Alam terkembang jadi guru

Herang caina, beunang laukna (Bandung, euy)

herang caina, pangalengan

“Herang cai na, beunang lauk na” ( pada air kolam yg jernih, ikan bisa didapatkan, air kolam pun tak jadi keruh karenanya) , adalah sebuah pepatah sunda yg bijak, bagaimana menyelesaikan masalah dengan mencari  jalan tengah yg saling menguntungkan semua pihak, kebalikan dari pepatah melayu, “memancing di air keruh”, yg menjelaskan mengenai orang yang mengambil keuntungan sendiri tapi merugikan orang banyak.

Pepatah sunda tersebut, tepat sekali digunakan untuk bagaimana menyelesaikan berbagai permasalahan kota Bandung saat ini, yang menurut sebagian orang, telah menjadi bagaikan benang kusut, yang susah untuk diurai – diselesaikan. Setiap penyelesaian suatu masalah, seringkali membawa masalah bagi pihak lain, dan selalu ada pihak2 tertentu yg mencari keuntungan sendiri dari berbagai masalah tersebut, seperti kata pepatah, memancing di air keruh. Penduduk Bandung pun mengalami sendiri dampak dari itu semua, mulai dari masalah kemacetan lalu lintas, kekurangan air ledeng di musim kemarau namun kebanjiran di musim hujan, masalah kriminalitas  dan setumpuk masalah perkotaan lain nya

Sejak kecil, tinggal & besar di kota penuh kenangan ini, bersekolah dari SD sampai kuliah, kemudian bekerja sampai berkeluarga di Kota Bandung tercinta ini, saya sebagaimana warga Bandung lain nya, ingin sekali kota ini menjadi tempat yg nyaman, tenang dan membanggakan bagi penduduknya. Berbagai permasalahan kota saat ini yang bagaikan benang kusut, telah membuat sebagian besar warga kota menjadi apatis, bahwa hal tersebut bisa diselesaikan ; “lieur ah, paduli teuing aing mah” , begitu ujaran singkat yg biasa kita dengar dari warga mengenai permasalahan kota nya.

Filsafat yg bijak dari pepatah sunda, herang caina, beunang laukna, bisa dijadikan asumsi dasar solusi praktis, bagaimana menyelesaikan permasalahan & mengelola kota Bandung tercinta. Diperlukan pemimpin, pengelola kota yang “herang” pula untuk bisa mewujudkan nya, kita memerlukan walikota yang herang  ( jernih, bersih), dalam arti pemimpin yg memiliki hati yg jernih pikiran yg cerdas & pengalaman hidup yg bersih, insya Allah kota Bandung dengan segala permasalahan nya, bisa dikelola dengan baik.

falsafah “herang caina, beunang laukna”, memberikan nuansa penyelesaian suatu masalah dg pendekatan yg bersih, setidaknya bisa menjadi sebuah secercah sinar dalam kegelapan dunia politik negeri kita. Sebuah dunia dimana pemilihan pemimpin baru ( pemilu-pilkada), telah menjadi bagaikan ajang “memancing di air keruh”. Dimana seorang calon yang didukung suatu kelompok politik, melakukan investasi yg besar (memancing) agar bisa dapat jabatan politik tsb, dengan harapan, saat ia memegang jabatan politik tersebut kelak, ia bisa mengambil hasil “investasi politik” nya tersebut. Hampir mirip dengan logika orang yang memancing dengan menaburkan umpan yg besar, dg harapan akan dapat hasil tangkapan ( pengembalian investasi) yg besar pula saat ia memegang jabatan politik tsb. Namun sebenarnya ia telah membuat kolam tersebut keruh , sebagaimana pepatah, memancing di air keruh. Keruh dalam arti, menimbulkan kerugian yang besar bagi masyarakat banyak  ( misal korupsi, kroni, nepotisme).

Tong kurung batokeun ( janganlah seperti katak dalam tempurung ) , adalah pepatah sunda lain nya, yg menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yg baik, selain memiliki pikiran yg cerdas, juga perlu memiliki cakrawala berpikir yg luas. Pengalaman saya pribadi bepergian dan tinggal di luar negeri, bisa merasakan betapa nyaman nya tinggal di Kota yg ditata dg baik, memiliki pengelola kota yang cakap pula, kota yang memberi kenyaman dan kesejahteraan bagi penduduknya. Orang yg pernah pergi merantau, melanglangbuana ke berbagai kota dunia, akan memiliki cakrawala berpikir yg luas pula, tahu cara yg baik bagaimana mengelola kota dengan baik.

Sebentar lagi, kota Bandung tercinta, akan memilih pemimpin nya, walikota yg baru. Ini adalah kesempatan yg baik bagi warga kota Bandung untuk memilih pemimpin terbaiknya, yang akan membawa kebaikan bagi semua warganya, menyelesaikan berbagai permasalahan kota, membawa kenyamanan, ketenangan bagi semua warga kota nya.

Bandung  memerlukan  pemimpin baru yang herang ,jernih hatinya, cerdas akalnya dan bersih track record nya.   Ridwan Kamil ( Emil, begitu biasa teman2 nya menyebut), se almamater dg saya di SMAN3 Bandung dan ITB, kebetulan saya dekat dg Erwin, kakaknya Emil yg sekolah juga di tempat yg sama. Dari lembaga pendidikan terbaik tersebut, kita bisa berharap lahir pula pemimpin terbaik untuk kota Bandung tercinta ini.

Pengalaman Emil di luar negeri dan kiprah nyatanya selama ini dengan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan di Kota Bandung, sudah dikenal banyak orang, track record nya bersih selama ini. Semoga itu semua bisa menjadi bekal berharga untuk kepemimpinan nya.

Semoga warga kota Bandung tercinta bisa mendapatkan pemimpin terbaik nya, walau tak ideal sekalipun, setidaknya kita telah memulai sebuah langkah baru, sebuah langkah yang bersih dan membawa kebaikan bagi orang banyak.

Salam baktos, kanggo wargi sadaya

18 comments on “Herang caina, beunang laukna (Bandung, euy)

  1. Harry Kusna
    17/03/2013

    Kang Hendra,

    Wa’as-nya Kang? Terkenang melihat dataran Bandung dari atas bukit di Dago, di waktu pagi hari dng lembaran2awan dan embun tipis diantara pegunungannya.
    Sama indahnya dengan pemandangan di bukit2 padang pasir di pagi hari di musim dingin ini, jauh dari kampung, di jazirah Arab. Subhanallah.

    Sbg sesama ITB, dimana Kang Ridwan terekomendasikan dng baik dng semua track recordnya yg positif, dan tdk ada lagi calon yg kiranya lebih baik dari beliau, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendukung Kang Ridwan untuk menjadi walikota Bandung. Ikutan kang!!!

    Hary Kusna
    Doha, Qatar

  2. Iman
    17/03/2013

    Halik ku aing..!!

    Iman, bobotoh Persib, di Abu Dhabi

  3. Awaludin
    17/03/2013

    kita pilih orang orang yang mengingatkan kita akan hari akhir, Allah swt dll,
    perkara menang kalah itu bukan urusan kita, insya Allah , saya tahu kang erwin mudah2an adik nya juga Ridwan kamil tidak jauh dari kakaknya,
    semua tindakan kita akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak,

    Salam,
    Awaludin, wargi Bandung yg sedang mengembara di Kazakhstan

  4. Asep
    17/03/2013

    Kudu make jeujeur jeung useup terus eupanna udang hirup. Insyaallah pasti meunang.
    Lamun herang wungkul teu make alat moal meunang. kecuali lauk dina baskom. He…..he

    Asep Supriatna ,
    Bandung

  5. Daeng
    17/03/2013

    Kayungyun.. Sae hatur sewu nuhun katampi ku asta kalih..

    dr Daeng, RS Al Islam, Bandung

  6. Kholidin
    17/03/2013

    lah, nek inyong seneng ngapak 2 bae ..

    Kholidin,
    warga Bandung asal Tegal

  7. Dicky
    17/03/2013

    Assalaamu’ alaikum K Hendra,,,
    Kumaha kabar keluarga ?

    Pantesan…saya lihat wajah Ridwan Kamil mirip banget K Erwin Munirizaman. …
    Saya sering salah tebak..ini K Erwin apa Emil…?

    Sihoreng teh adik kakak,,,he he

    Best Regard,
    -dicky m-
    alumni sma3 bdg di Cilegon

  8. Leonie
    17/03/2013

    suka kangen bandung karena ada sesuatu yang ada di bandung tapi nggak ada di abu-dhabi ya kang hendra ?

    di gedung sma tilu masih aya jurig na ?
    jurig noni noni walanda anu geulis ?
    hehehe …

    Leonie Wiyati

  9. Sugeng
    17/03/2013

    Pemilihan walikota adalah proses politik, bukan moral, apalagi filsafat. Jadi
    kalau mau mencalonkan diri jadi walikota bersiaplah menghadapi realitas politik
    di masyarakat.
    Yang baik belum tentu dihendaki, yang dikehendaki belum tentu
    baik.
    Politik hanya mengenal menang dan kalah, bukan baik dan buruk atau benar
    dan salah. Segala cara bisa digunakan untuk meraih kemenangan dan untuk
    menghindari kekalahan. Kalau tidak siap mental menghadapi ini lebih baik tidak
    bermain-main politik.

    Sugeng Setiyadi
    Jakarta

  10. herry "oyin"kasymir
    17/03/2013

    just share:

    hukum dan politik ada karena ada masyarakat.
    filsafat ada karena itulah lahir politik dan hukum.
    hukum sendiri adalah produk politik.
    proses pemilihan pemimpin/kepala daerah di indonesia adalah proses demokrasi yg berlandaskan hukum/aturan tentunya.
    proses politik yg terjadi mencermin keadaan masyarakatnya. Seberapa bersih dan seberapa kotor proses yg terjadi tentunya merupakan sampling/cerminan dari kondisi masyarakat tersebut.
    ini ada sedikit refrensi
    dari buku Prof. Oce S :

    Induk dari segala macam ilmu pengetahuan adalah filsafat adalah merupakan argumen yang hampir diterima oleh semua kalangan. Hal ini terbukti dengan adanya hubungan yang erat antara ilmu pengetahuan tertentu dengan filsafat tertentu, atau munculnya ilmu tertentu berasal dari filsafat tertentu, misalnya filsafat ekonomi melahirkan ilmu ekonomi, filsafat hukum melahirkan ilmu hukum, dan seterusnya.
    Dalam perkembangannya, berbagai pengetahuan menyadari obyek dan metodenya sendiri, bahkan mengabsolutkan diri, yang lambat laun memisahkan diri dari filsafat. Lebih lanjut Scheltens menyebutkan, bahwa “para ilmuwan berpatah arang dengan filsafat, karena mereka menganggap filsafat sama sekali tidak diperlukan, tidak bermanfaat dan tidak dapat dipertanggungjawabkan”. Terpukau oleh keberhasilan metodenya sendiri dan karena kejelasan serta ketetapan lapangan telaah sendiri, orang lalu menghapus filsafat, dengan keyakinan bahwa mulai sekarang hasil-hasil berbagai ilmu pengetahuan pasti dapat menggantikan dan mengabaikan filsafat.
    Kecenderungan para Pemikir Barat untuk melepaskan diri dari filsafat tersebut memperoleh dukungan dari gagasan tiga tahap Auguste Comte. Menurutnya sejarah pemikiran manusia berevolusi dalam tiga tahap, yakni:
    1. Tahap teologis (mistis) dimana manusia memecahkan berbagai persoalan dengan meminta bantuan pada dunia Tuhan atau dewa-dewa, yang tidak terjangkau oleh panca indera.
    2. Tahap falsafi dimana pada tahap ini hakikat benda-benda merupakan keterangan terakhir dari semua, dan
    3. Tahap positivis, tahap dimana dunia fakta yang dapat diamati dengan panca indera merupakan satu-satunya obyek pengetahuan manusia. Pada tahap terakhir inilah dunia Tuhan dan dunia filsafat telah ditinggalkan.

    Aliran Hukum Dalam Filsafat Hukum
    1. Aliran Hukum Alam (TOP-DOWN)
    Yaitu aliran yang konsepsinya bahwa hukum berlaku universal dan abadi.
    Tokohnya Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Grotius.
    • Plato
    • Aristoteles dalam teori dualisme bahwa manusia bagian dari alam dan manusia adalah majikan dari alam
    • Thomas Aquinas
    • Grotius dengan kosepnya “mare liberium
    Kelebihan aliran hukum alam : mengembangkan dan membangkitkan kembali orang untuk berfilsafat hukum dalam mencari keadilan, mengembangkan perlindungan terhadap HAM, mengembangkan hukum internasional.
    Kekurangan aliran hukum alam : anggapan bahwa hukum berlaku universal dan abadi itu tidak ada karena hukum selalu disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan perkembangan zaman.
    2. Aliran Positivisme Hukum (TOP-DOWN)
    Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum merupakan perintah dari penguasa berdaulat (Jhon Austin) dan merupakan kehendak dari pada Negara (Hans Kelsen).
    3. Mahzab Sejarah (historical jurisprudence) (BOTTOM-UP)
    Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat. Tokoh : Carl von Savigny
    4. Aliran Sociological Jurisprudence (BOTTOM-UP)
    Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat atau living law baik tertulis maupun tidak tertulis. Tokoh : Eugen Ehrlich
    5. Aliran Pragmatic Legal Realism (TOP-DOWN)
    Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum dapat berperan sebagai alat pembaharuan masyarakat. Tokoh : Roscoe Pound
    6. Aliran Marxis Yurisprudence (BOTTOM-UP)
    Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum harus memberikan perlindungan terhadap golongan proletar atau golongan ekonomi lemah. Tokoh : Lenin, Bernstein, Gramsci, Horkheimer, Marcuse.
    7. Aliran Anthropological Jurisprudence (BOTTOM-UP)
    Yaitu airan yang konsepnya bahwa hukum mencerminkan nilai sosial budaya (Northrop), hukum mengandung system nilai (Mac Dougall)
    8. Aliran Utilitariannism (BOTTOM-UP)
    yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi orang sebanyak-banyaknya (the greatest happines for ter greatest number).
    Tokoh : Jhon Lucke
    9. Mahzab Unpad (TOP-DOWN)
    yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum dapat berfungsi sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Tokoh : Mochtar Kusumaatmadja.
    • Hukum tidak meliputi asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat termasuk lembaga dan proses didalam mewujudkan kaedah itu dalam kenyataan.
    • Hukum adalah keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk lembaga dan proses dalam mewujudkan berlakunya hukum.

    yg jadi pertanyaan demokrasi di indonesia menyerap yg mana saja?

  11. Diah
    18/03/2013

    Tahu belum tentu bisa..dibutuhkan kemauan yang sungguh2, menyingsingkan lengan baju, daek bobolokot kesang jeung leutak ( mau bersimbah peluh dan lumpur). henteu bentik curuk balas nunjuk ( di amanahi malah nyuruh). Bandung geus heurin (padat) ku tangtung (manusia), ku mobil, ku motor, ku PKL, ku runtah (sampah).
    Dibutuhkan pemimpin yang tegas, ikhlas, amanah, tur cerdas. Tong nu kumaha engke (gimana nanti, menggampangkan, tidak serius)…Tapina engke kumaha..(what if..?).
    Figur kepemimpinan kita sekarang ini iklimnya mengusung kultur kedaerahan. Sah…sah saja sih. Buat saya asal dengan syarat : Sidiq, Amanah, Fathonah, Tablig. Adakah ?

    Salam,
    Diah Lestari
    Bandung

  12. Nano
    18/03/2013

    Hihihi jangan2 yang punya shaf itu cuma Nabi saw, teh 🙂

    Tapi yang mendekati itu ya mestinya ada. Kita bisa membangun model kemandirian ekonomi dan politik yang baru karena kejadian2 korupsi parpol dll disebabkan dua hal: a) politik biaya tinggi dan b) ketidakmandirian parpol dalam pembiayaan politik itu. Akibat dua hal itu yang main dalam kancah perpolitikan itu adalah oligarki yang menjadi representasi borjuis dari demokrasi liberal.

    Tentu saja kita tidak lantas berpaling ke model diktatur yang merepresentasikan kekuasaan di tangan satu pemimpin atau partai seperti di negara komunis, karena akan menindas kepentingan individu.

    Akan tetapi kemandirian parpol dan transparansi keuangan parpol harus terus didorong untuk terus membaik.
    Pentingnya ada parpol Islam adalah adanya kekuatan politik yang membawa bendera Islam di negeri ini, yang sudah demikian secara historis (tanpa menafikan parpol2 nasionalis).

    Wassalaam,
    Nano
    Jakarta

  13. Endang
    18/03/2013

    Jabatan publik itu kan jabatan pretise yah? Jabatan kehormatan.
    mestinya orang2 yg menginginkan jabatan tsb itu orang2 yg memang sdh layak dihormati.orang2 yg urusan pribadinya sdh selesai baik secara materi maupun yg non materi.

    Endang Wrestiati
    Bandung

  14. Achmad
    18/03/2013

    Tapi….tapi….ah….sudahlah….

    (maksud saya sebenarnya ingin mengampaikan bahwa orang yang terhormat bukan berarti masalah materi dan non materi sudah selesai…tapi telah dihadapi dengan mandiri…, kalau selesai mungkin saat wafat nanti…..)

    Achmad Ardianto

  15. Wahyu
    18/03/2013

    Salam,

    Sebaiknya kita harus buat kondisi yang bisa memunculkan manusia Indonesia yang unggul. Tidak ada lagi yang terhalangi. Contoh di Iran, disana ada sekolah mujtahid (bisa sampai 30 tahun), jadi orang Iran yang memang punya potensi besar untuk jadi ulama besar dengan sendirinya akan muncul.

    Kalau di Indonesia, kadang2 kita lihatnya juga malu sendiri. Nah, sekarang bagaimana kita membuat “tanah” yang siap disemai sehingga benih2 itu akan leluasa untuk tumbuh sesuai dengan potensinya.

    wass

    wahyu
    Bandung

  16. Jamal
    20/03/2013

    Joke klasik ttg Bandung: kenapa bandung amburadul?
    Orang pinternya terlalu banyak!

    Wkkwkwkw

    mang Jamal
    Bandung

  17. enen
    06/07/2013

    ah asa wararaas bandung terlalu indah untuk dilupakan…..smoga ditangan kang ridwan anu kasep dan pinter….bandung jd varijs van java lagiiii..

    • hdmessa
      10/07/2013

      nuhun teh Enen,

      mari kita dukung bersama, agar bisa terwujud niat mulia tsb

      salam

Leave a comment

Information

This entry was posted on 16/03/2013 by in Essay - concept.