Inspiring points

Reflective story from journey of life , Alam terkembang jadi guru

lelaki di tepi jendela [puisi]

Lelaki memilih jeda langkahnya.
Memuja mata jendela, menakar tiap pandang,
sampai uraian tajuk-tajuk kedalaman ayat menepi di ruang luas.
Melintas untaian kalam sejak dari keramaian kota besar sampai hutan terpencil, dari puncak gunung sampai tepian pantai, dari kehijauan kebun teh sampai gurun pasir kering, menelikung juga pada hamparan laku manusia rupa-rupa, mengurai pepatah minang, alam terkembang jadi guru.
menjadi telaah resah yang mendaulat asa mengikat hakikat.

Lelaki memilah angin, di tepi jendela.
Menyusun hembusnya seksama, agar tak sesat nikmat dipuja.
Gumamnya “ aku hanya ingin sekoloni angin yang bisa mengantarku ke ufuk ikhlas..”

Terawang berganti di jendela nan tak serupa,
tatap bermuka-muka dengan serakan makna di kaki cerita.
Bergantian berisyarat, selanjutnya arif dipinta.

Lelaki menggenggam daya dan hikmat restu bunda,
mendaki puncak doa.
Jendelanya muasal kesahihan merasa,
tertera di sebenar mata.

Kutaraja, 15 April 2009

———————————–

Bait puisi ini kurangkai setelah membaca catatan catatan Hendra Messa, di blog ini , Hendra adalah sahabat masa kecil saya di Bandung dulu, kami sama-sama berasal dari Minang dan hidup di perantauan tanah priangan dgn orang tua kami, kami sudah bertahun-tahun tidak jumpa, saya mengetahui keberadaannya kembali di dunia maya, dan setelah membaca catatannya yang sangat menginspirasi membuat saya terkesan dan tergerak membuat puisi untuknya, Sejak kecil saya mengenal Hendra sbg anak yang baik dan sangat menghormati ibunya, Hendra adalah sosok lelaki yang mencari sesuatu berbeda dalam hidupnya, kecintaannya pada kehidupan membuat dia bertualang ke berbagai kehidupan dan pekerjaan yang tidak didapat orang lain. Membaca sekilas catatannya saya langsung bisa menilai bahwa dia adalah lelaki yang memandang kehidupan dgn hati nurani berbekal doa ibu yang menjadi kekuatan terbesarnya dia melangkah ke berbagai bentuk kehidupan dalam pekerjaannya, kini walau jauh saya dapat merasakan getar-getar hakiki kehidupan dari tulisan-tulisannya…..

sempat mampir ke warung puisi, punya sobat masa kecilku, Warung puisi, kedai kopi si doel , http://harsandi.multiply.com/ , sempat kaget juga, waktu membacanya, ternyata ia ada membuat puisi khusus utk tman masa kecil nya ini. terharu juga betapa perhatian nya, tapi nampaknya sobat ku ini terlalu melebih2kan , padahal aku sih hanya lelaki biasa2 saja, seperti yg lain. Tapi bercerita mengenai ibunda, memang ia benar, saya sangat terkesan sekali dg ibunda tercinta, betapa bermaknanya doa seorang ibu, dan ia tahu hal tsb, karena saat kecil, keluarga kami cukup dekat dan ia tahu betapa besarnya makna ibunda tercinta bagi ku,sebagaimana terbaca pada tulisan ttg ibu berikut ini ; https://hdmessa.wordpress.com/2007/06/26/kasih-ibu-di-ulangan-tahun/.

hatur nuhun pisan, tarimo kasih, Hasan

Leave a comment

Information

This entry was posted on 21/02/2010 by in poetry.