Inspiring points

Reflective story from journey of life , Alam terkembang jadi guru

serigala berbulu domba ( wolf in sheep clothing)

Alkisah ada seekor serigala yang  demi ingin menangkap domba, ia masuk ke dalam kawanan gembala domba dengan menggunakan bulu domba. Saat sang pengembala domba lengah, di tempat sepi, sang serigala pun menangkap seekor domba dan membunuhnya.  Shaun the sheep, domba cerdik di kawanan tersebut akhirnya mengetahui juga ada domba yg aneh perilakunya dan memberi tahu pengembala. Sehingga sang pengembala pun akhirnya  mengetahui mengapa dombanya berkurang jumlahnya, karena ternyata ada serigala yg berbulu domba diantara gembalaan nya.

Kisah tersebut adalah kisah lama yang sering dijadikan pelajaran mengenai analogi karakter manusia yang seringkali menyembunyikan karakter asli yg  jelek  dalam penampilan luar yg baik. Suatu saat ada kesempatan terbuka, ia langsung menggunakan kesempatan tersebut untuk mencapai tujuan jeleknya.

Serigala adalah simbol dari  makhluk yg berkarakter suka melanggar aturan dan ingin selalu mengambil kesempatan untuk keuntungan nya sendiri.  Domba adalah simbol dari makhluk yang  mentaati aturan dan menurut . Dan banyak juga orang2 yg memiliki karakter gabungan diantara kedua karakter tersebut. Mereka itulah yg di istilahkan sebagai serigala berbulu domba dan ada juga yg dikelompokkan sebagai  domba berbulu serigala.

Cerita lama tersebut sering digunakan untuk menggambarkan analogi sifat binatang tersebut pada karakter manusia. Dimana secara bertolak belakang pada satu sisi ada orang yg berperilaku positif, taat aturan dan memberi manfaat, dan pada sisi sebaliknya ada orang yg berperilaku negatif, suka melanggar aturan dan menimbulkan kekacauan. Dan diantara keduanya adalah orang yg memiliki karakter gabungan keduanya.

Serigala berbulu domba, adalah gambaran orang yg sebenarnya berkarakter negatif, suka melanggar aturan dan ingin mencari keuntungan pribadi, namun selalu menampilkan dirinya dalam tampilan baik, taat aturan ( berbulu domba ). Pada saat ada kesempatan terbuka, mereka akan berbuat kejahatan/hal negatif. Dalam realitanya hal tsb banyak kita temui dalam kehidupan sehari2, sehingga istilah serigala berbulu domba ini cukup popular, antara lain dalam dunia politik dan bisnis.

Domba berbulu serigala, ialah gambaran kelakuan orang2 yg sebenarnya berkarakter positif, orang yg baik2, namun karena lingkungan atau kondisi psikologi masa, ia bisa terpengaruh jadi berbuat kerusakan. Contoh sederhana bisa kita temui pada orang2 yg berada di sebuah kelompok atau kerumunan massa, dimana karena kondisi tertentu , mereka terpengaruh oleh massa lainya, istilahnya psikologi massa, ia pun bisa terpengaruh dan berbuat kerusakan, sebagaimana dilakukan orang lain dalam kerumunan tersebut. histeria massal atau amuk massa, semisal kerusuhan massa atau amukan para pendukung sepakbola adalah gambaran dari karakter tersebut.

Secara umum bisa dibuat hitungan statistik sederhana mengenai pembagian karakter tersebut pada sebuah populasi masyarakat. Berdasar kaidah pareto dimana 20% populasi lah yg menentukan, memberi arahan pada kelompok masyarakat tersebut. sisa 80% populasi akan terpengaruh dan mengikuti apa yg disampaikan oleh orang2 yg dikelompokkan dalam populasi 20% tersebut.  Hal tersebut bisa kita fahami untuk memahami karakter perilaku orang2 pada sebuah masyarakat atau pada suatu perusahaan.

Misal pada sebuah perusahaan, bisa disederhanakan berapa banyak jumlah karyawan yg memiliki karakter taat aturan dan berapa banyak pula yg suka melanggar aturan. Hasil hitungan sederhana menunjukkan bahwa kebanyakan manusia berada pada karakter tengah2 diantara kedua karakter berlawanan tsb.

Dahlan Iskan mantan dirut PLN pernah menyatakan bahwa secara umum pada sebuah perusahaan,  ada 10% orang yg berkarakter baik, ada 10% pula orang yg tidak baik, sisa 80% nya hanya jadi pengikut, tergantung apa mereka terpengaruh oleh orang yg baik atau oleh orang yg jahat. Dahlan Iskan menyampaikan hal tsb untuk menggambarkan tantangan yg ia hadapi saat mengadakan perubahan di PLN, dimana pada awalnya ia mendapat tantangan yg besar dari dalam perusahaan sendiri, yang ia katakan hanya 10% dari total karyawan. Ia berhasil menguatkan 10% karyawan yg baik dan meyakinkan 80% sisa karyawan lain nya, mengenai betapa bermanfaatnya perbaikan perusahaan tersebut untuk karyawan nya sendiri. Karena berbagai keberhasilan dan manfaat dari program2 yg disampaikannya, akhirnya ia didukung oleh 90% karyawan  ( 80+10 ). Gebrakan nya di PLN dianggap cukup berhasil, sehingga ia dipromosikan pada jabatan yg lebih tinggi.

Pada dasarnya setiap manusia berkarakter baik, ingin berbuat kebaikan. Sebagaimana kaidah tabula rasa, bahwa seorang bayi hakikatnya adalah bersih tanpa dosa, bersih dari karakter jelek. Karena lingkungan dan pergaulan hidup nya ia mendapatkan karakter negatif.

Disinilah tampak betapa pentingnya peran seorang pemimpin, mulai dari seorang ayah, pemimpin dalam keluarga yg mempengaruhi karakter anak2 dalam sebuah keluarga. Pemimpin dalam skala yg lebih besar, di perusahaan, di masyarakat atau pemimpin negara dalam skala besar, punya tanggungjawab besar dalam mengarahkan  masyarakat nya.

Tiap individu pun sebenarnya punya tanggungjawab moral juga mengenai bagaimana kebaikan tersebar, karena tiap orang bisa memberikan pengaruh pada orang lain, baik dalam bentuk pengaruh baik atau pengaruh jelek. Disanalah tanggung jawab moral kita sebagai seorang manusia dalam masyarakat dimana kita berada, berusaha selalu memberikan pengaruh kebaikan.  Dalam skala keluarga tak ada satupun orang tua di dunia ini, yang ingin anak nya berkarakter jahat .

Sesuai hukum alam, selalu ada kesetimbangan dalam hidup ini, ada siang, ada malam, ada org yg berkarakter baik, namun pada sisi lain ada pula yg berkarakter negatif.  Hidup ini penuh dengan pilihan dan tergantung pada kita sendiri untuk memilih diantara jalur kebaikan atau jalur kejahatan tersebut.

“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yg paling banyak manfaat bagi orang lain”

{Hadits nabi  riwayat Bukhari}.

2 comments on “serigala berbulu domba ( wolf in sheep clothing)

  1. Yanto Jambak
    10/12/2011

    Membaca tulisan ini
    saya teringat pepatah melayu
    yang hampir mirip maknanya,
    musang berbulu ayam

    ini sbuah cerita.
    Yang sudah melegenda.
    Di se antero dunia.
    Dari zaman yunani roma.
    China.india dan rusia.

    Cerita orang bermuka dua.
    Sebuah sifat yang tercela.
    Dimana saja acap bersua.
    Bertemu dan berjumpa.
    Baik dikota atau di desa.
    Bahkan dalam negara.
    Malahan sudah mendunia.
    Dan sudah merajalela.

    Bagaikan wabah kolera.
    Bahaya bak narkoba.
    Heroin.putaw dan ganja.
    Menyerang anak manusia.
    Yang tidak pandang usia.
    Baik tua maupun muda.
    Remaja atau dewasa.
    Jompo atau manula.
    Bahkan mungkin balita.

    Tidak pandang strata.
    Miskin atau sikaya.
    Tidak pandang isi kepala.
    Buta huruf atau sarjana.
    Tidak pandang agama.
    Islam ataupun budha.
    Tidak pandang ulama.
    Kiyai atau pendeta.
    Dimusajik atau gereja.
    Bahkan di surau atau musholla.
    Pos kamling pos ronda.

    Tidak pndang kerjanya.
    PNS atau swasta.
    Pramusaji pramuniaga.
    Sampai pembantu pramuwisma.
    Pamongpraja atau pramuka.
    Tidak pandang status keluarga.
    Janda atau duda.
    Tidak pandang tahta.
    Kepala desa kepala negara.
    Menteri ataupun raja.
    Sampai rakyat jelata.
    Tuna wisma tuna susila.
    Tuna grahita tuna daksa.
    Bahkan juga tuna netra.
    Banyak contoh kalau di eja.

    Hidup dgn pura pura.
    Bkn dgn bertujuan mulia.
    Tetapi dgn tujuan nista.
    Utk memperdaya.
    Menggapai cita cita.
    Bahkan mnggapai cinta.
    Melepas rindu dan asmara.
    Nafsu yang bergelora.
    Berbuat membabi buta.
    Hanya utk membuang sperma.
    Bagaikan seekor kuda dan onta.
    Berlari me ronta ronta.
    Karena haus dan dahaga.
    Atau demi menumpuk harta.

    Bermain sandiwara.
    Benci berlagak mesra.
    Curang berlagak setia.
    Menipu kawan dan kolega.
    Meraih kursi menggapai meja.
    Berebut angka dan suara.
    Kadang mencari gara gara.
    Membikin huru hara.
    Atau hura hura.

    Demo kemana mana.
    Mengerahkan warga dan massa.
    Berbagai tuntutan yg di baca.
    Bermacam peralatan yg dibawa.
    Melawan polisi dan tentara.
    Ujung ujungnya banyak yg celaka.
    Banyak luka dan cidera.
    Yang ga tau kebawa bawa.

    Yg menyuruh entah dimana.
    Mungkin sedang ketawa ketawa.
    Berkelakar dan bercanda.
    Tinggalah korban dengan duka.

    Andaikan ada rasa iba.
    Tanda turut belasungkawa.
    Memberikan sedikit derma.
    Yang nilainya tak sberapa.

    Dibandingkan dgn nyawa.
    Ber ucap penuh wibawa.
    Sambil berkata.
    Aah itu hal biasa.
    Demi sebuah cita cita.

    Sekarang mnurut hemat saya.
    Semua ini tinggal di kita.
    Sikap mental d plihara.
    Jgn sampai di adu domba.
    Harus perang dgn saudara.
    Bermusuhan dgn tetangga.
    Harus hati hati dan waspada.
    Haruskah sabar menerima.

    Atau melawan dengan murka.
    Tak cukup hanya dgn doa.
    Atau lillahhitaala.
    Tapi…harus bertindak nyata.
    Tidak hanya berlapang dada.
    Tapi harus dgn usaha.

    Negara kita cukup kaya.
    Buat kita sejahtera.
    Hanya saja salah kelola.
    Salah lagak salah gaya.
    Sibuk dgn tebar pesona.
    Kesana kemari mencari muka.
    Berlagak org ter aniaya.
    Pdahal tak lebih tipu dan daya.

    Namun utk smentara.
    Kita berjuang lewat media.
    Media suara media berita.
    Termasuk dalam dunia maya.

    Contohnya ruang diskusi dunia maya
    Hanya ini saya yg bisa.
    Mau perang ga ada senjata.
    Mau brantam ga ada tenaga.
    Yaa cukup saja dengan pena.
    Sembari brcerita.
    Yg penting cerita nyata.
    Tidak menyinggung dan mnghina.

    Andaikan banyak kurang terasa.
    Bagaikan kopi kurang gula.
    Tentunya tak ada rasa.
    Untuk itu tambahkan alinea.
    Jadikan cerita jilid dua.

    Terimaksih unuk semua.

    Dari YAN MAJO BASA.
    Yanto jambak nama udara.
    Wss.wr.br.

  2. Amril
    15/12/2011

    Uda Hendra,
    Menurut saya fenomena domba berbulu serigala dikenal sbg ujian kesabaran bagi tiap orang.
    Apakah masih sabar saat diberi kesulitan atau kenikmatan. Mengaku menjadi orang baik belum cukup tanpa adanya ujian kesabaran ini krn manusia itu
    hidup bermasyarakat. Lain halnya jika ia mau menyendiri di pulau terkucil tanpa sinyal gsm/3g/satelit dan merpati pos 🙂 Jadi seekor domba itu memang bisa jadi masuk kawanan serigala dan diterima masyarakat serigala krn domba tsb mampu beradaptasi hidup bergaya serigala.

    Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ?
    Mereka di timpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta di goncangkan (dengan bermacam-macam cobaan),….. (Qs 2:142)

    atau di ayat-ayat lain yg membawa pesan senada bahwa sebelum lulus testcase (fit-n-proper) di kehidupan bermasyarakat maka seekor domba masih bisa pesan jaket apa saja tanpa harus mengadopsi dogma nya mas Lucifer tadi.

    Apakah seseorang harus berbuat baik krn ada kontrol
    publik/polisi/ pemerintah atau ia sadar bahwa selalu ADA yg mengawasinya.

    Allah Tidak Tidur (Gusti Ora Sare).

    salam
    Imanudin Amril

Leave a comment

Information

This entry was posted on 08/01/2013 by in Inspiration story.