Inspiring points

Reflective story from journey of life , Alam terkembang jadi guru

Obrolan reuni dari masa ke masa

Obrolan reuni dari masa ke masa sesuai tahapan kehidupan.

Reuni 10 thn ; kerja dimana ? Bisnis apa, Tinggal dimana ?, nikah dg siapa dll

Reuni 20 thn : gemana karier (jabatan & kerjaan), gemana kabar keluarga ?, sudah bepergian/tugas kemana saja ? dll

Reuni 30 thn ; saat apa yg dimimpikan saat kuliah dulu sudah tercapai , obrolan pun berubah, tidak lagi ngobrolan kerjaan, bisnis atau keluarga, tapi ttg tampilan fisik,rambut beruban, berat badan, kesehatan ( kolesterol, asam urat, tensi darah dll), hobby, tak lama lagi kita mau pensiun, mau ngapain setelah pensiun

Saat reuni 30 thn dg teman2 kuliah dulu, saat usia menjelang setengah abad, bertemu lagi dg teman di masa muda dulu, perasaan masih muda saja dg obrolan dan becandaan anak muda, tak terasa masa 30 tahun berlalu dg cepat, tahu2 sudah mulai memasuki masa tua, episode akhir dalam perjalanan hidup ini, obrolan kita pun sudah mulai menatap ke masa depan. Apa yg dicari selama ini; harta kekayaan, wanita yg dikejar2 dulu sudah jadi istri kita, karier yg dikejar sdh didapat, anak2 telah besar, cicilan kredit sdh lunas (rumah, mobil dll), jabatan & kebanggaan, kecukupan hidup, pertemanan dll sudah tercapai semua yg di cita2 kan dulu, terus apa lagi yg akan dicari dalam hidup ini ?

Teman2 kerja saya para expat orang2 Eropa, Amerika, Jepang dll, dasar pola pikir sekuler individualistik mereka adalah bekerja keras untuk mendapatkan uang yg mana uang itu digunakan untuk kesenangan hidup; “working hard for money, money for enjoying life”, hidup untuk mencari uang, dengan uang didapatlah kenikmatan hidup. Kerja keras agar nanti bisa liburan jalan2 keliling dunia, menikmati makanan & kenikmatan yg eksotik dll

Namun benarkah hanya karena itu manusia hidup di dunia ?

Ingat saat kecil dulu kita suka dinasihati oleh orang tua, agar sekolah yg rajin yah, supaya jadi orang (sukses), setelah semua itu dicapai, seolah2 sudah cukup hidup ini, mau ngapain lagi ?

Tapi sebenarnya ada yg perlu disampaikan juga pada anak2 bahwa apa yg dicari selama ini hanya ukuran duniawi semata, hidup tak hanya sekedar survive hidup, cari uang, kerja, keluarga dll, tapi lebih bermakna lagi.

Saat reuni ada obrolan menarik dg teman2 kuliah yg dulu aktif di mesjid Salman; setelah cukup penghidupan ini, cukup utk keluarga dll, kita harus melihat lebih luas lagi bagaimana mengisi sisa umur ini dg kebaikan ; berbuat amal kebaikan, membantu orang lain, orang2 miskin & tidak beruntung, bangun mesjid, madrasah, panti asuhan dll. Hidup tak sekedar mencari kesenangan dunia tapi juga kebahagiaan di akhirat.

Manusia diberi karunia kehidupan di dunia ini oleh Allah dg tujuan yg mulia, berbeda dg binatang yg hidup hanya mencari penghidupan belaka.

Teman lama yang sebenarnya patut dibanggakan adalah teman2 yg berhasil membuka lapangan kerja baru, memberi penghidupan utk orang banyak, membuat teknologi tepat guna utk masyarakat, buat sekolah, pesantren, berdakwah, berbagi ilmu dan berbagai kebaikan lain nya. hidupnya bukan hanya utk diri sendiri & keluarga, tapi juga memberi manfaat untuk orang banyak.

Alhamdulillah obrolan reuni yg berkah, semoga kita semua masih bisa bertemu lagi saat reuni kelak, masih diberi umur oleh Allah untuk berbuat kebaikan, amal ibadah, dunia & akhirat, mengisi karunia kehidupan ini, amin

(Orang) yang terbaik diantara kamu, ialah orang yg banyak memberi mamfaat bagi orang lain ( hadis Nabi)

2 comments on “Obrolan reuni dari masa ke masa

  1. Agus Haryanto
    10/12/2018

    Terima kasih Kang Hendra..
    sangat menyentuh dan mencerahkan..

    menurut saya, memang betul.. apa yg kita cita-citakan dulu dan apa yg sudah tercapai ini adalah ukuran duniawi yang pasti kita tinggalkan..

    Kita berada dalam suatu Journey of Life.. sampai After Life..
    saat apa yg sudah kita capai sekarang.. ibarat menghela nafas sejenak di tempat yang teduh dan nyaman.. setelah perjalanan yang telah kita tempuh..
    Kita harus melanjutkan perjalanan itu..
    Bekal untuk perjalanan itulah yang sangat penting.. bekal yang bisa kita bawa sampai akhir perjalanan.. amalan dan doa-doa dari kebaikan yang kita tebar..

    Karya kita dalam setiap perjalanan dan dicatatkan dalam milestone perjalanan.. ketika memberikan manfaat untuk banyak orang.. membuahkan doa untuk jadi bekal kita itu..
    Itulah makna hidup itu..

    Semoga kita tetap dapat berkarya untuk memberi manfaat bagi banyak orang..
    dan mewariskan estafet ini kepada anak-anak kita..

    Aamiin..

  2. Fery
    10/12/2018

    Betul Om Hendra … sy merasakan yg paling nikmat di dunia ini adalah ketika tangan kita dicium oleh anak2 yatim piatu
    Dulu sy tdk peduli sama anak yatim piatu … sampai suatu ketika di bulan ramadan ada sebuah komunitas mobil yg membeli 10 kasur busa dr sy utk sebuah yayasan yatim piatu milik bapak joko yg ada di jagakarsa jaksel yg pernah tampil di acara kick andy … disana sy bertemu dgn 2 orang yg sy lihat inilah orang akan masuk surga kelak yg mengurus anak2 yatim piatu setiap hari dgn penuh ladih sayang … anak2 yatim piatu itu masih kecil2 seusia anak sd bahkan ada yg msih balita umur 3 thn yg kemsna2 ikut bu joko … disitu rasa kasihan sy muncul … lalu sebagian keuntungan dr penjualan kasur sy belikan beras, susu dan buku tulis dan sy berikan ke yayasan tsb … bapak joko memanggil anak2 yatim piatu yg ada di ruangan itu utk bersalaman dgn sy … ketika tangan sy dicium anak yatim piatu tsb sy merasakan sesuatu yg luar biasa yg belum pernah sy rasakan … itu mungkin ciuman dr surga yg luar biasa nikmatnya … mulai dr saat itu sy berusaha menyihkan sebagian rejeki sy uik anak yatim piatu … ayo teman2 ciuman dr surga menanti kalian semua !?

Leave a comment

Information

This entry was posted on 09/12/2018 by in Blogroll.