Inspiring points

Reflective story from journey of life , Alam terkembang jadi guru

warna warni jalan kembara

desert-travel-walk32Angin gurun berhembus membelai dedauan pelepah pohon kurma,  sinar mentari menerawang dari balik nyiur yg melambai tersebut.  Duduk santai di bawah pohon kurma di taman yang berada di tengah gurun pasir ini, membawa perasaan jauh ke seberang laut sana, rasanya seperti sedang duduk di bawah pohon kelapa di pinggir pantai muara Padang, dimana saat kecil dulu, saya sering diajak main kesana oleh ayahanda tercinta.

Ingatan pun , pergi menerawang jauh ke sana , mencoba mengurai lagi langkah2 perjalanan hidup yg telah dilalui selama ini. Berada jauh terasing di tempat terpencil, sendirian lagi, membuat kita bagaikan bertapa, merenung tentang kehidupan ini.

Sungguh dalam belasaan tahun belakangan ini, telah terjadi perubahan yg sangat kontras penuh warna warni. Mulai dari berkantor di rumah di jalan kecil kota Bandung yang dijadikan kantor LSM, saat melakukan kegiatan sosial pengembangan masyarakat selepas lulus kuliah di ITB. Kemudian banting setir kerja di pabrik multinasional company, di tempat yg penuh riuh rendah keramaian kota di kawasan industri pulogadung- Jakarta, terus beranjak ke tempat yg sepi di tengah kebun teh yg dingin di atas gunung wayang windu, bandung selatan dan kemudian sekarang sampai pula ke tengah padang pasir abu dhabi, UAE  yg gersang dekat pantai teluk persia…

Dulu waktu muda saya suka baca buku2 cerita petualangan atau cerita2 silat, cerita para pendekar yg mencari ilmu di perguruan silat, setelah selesai ia pergi mengembara dan mengamalkan ilmunya utk kebaikan, itulah bayangan saya tentang orang mencari ilmu, harus berbuat sesuatu yg penuh makna dalam kehidupan ini. Pergi mengembara jauh dan mencari ilmu, adalah hal yang didambakan saat masih kecil dulu.

Karena itulah selepas kuliah dengan pola pikir anak muda yg idealis saya memilih jalan yang berbeda dengan teman2 lain yang mana selepas kuliah langsung berburu tempat kerja bergengsi yg saya anggap kok nggak seru yah, masak habis cari ilmu sejak TK sampai kuliah, ilmunya hanya untuk cari duit doang. Karena itulah saya tak mencari kerja selepas kuliah, tapi melalui jalan yg lain, yaitu bagaimana mengamalkan ilmu ini.Selanjutnya saya gabung dengan dosen mengerjakan beberapa project pengembangan masyarakat di LPM ITB ( Lembaga pengabdian masyarakat ) , selain itu juga gabung dengan teman2 lain dalam aktivitas LSM di Bandung.

Rasanya aneh juga, ketika lulus kuliah, dimana teman2 memulai kariernya di berbagai perusahaan besar atau melanjutkan sekolah ke luar negeri, saya malahan pergi jauh ke berbagai pelosok kampung di jawa barat, memberikan penyuluhan usaha kecil dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lain nya, pokoknya nggak keren lah kata anak2 muda mah, masak lulusan itebe kerja kayak gitu. Entah kenapa dulu saya nikmat saja mengerjakan itu semua dan anehnya lagi, tercukupi pula kebutuhan hidup sehari hari, yah namun pas pasan juga, tapi cukuplah, tambah yakin bahwa Allah telah menyiapkan rezeki untuk setiap makhluknya.

Setelah hampir 6 tahun jadi orang merdeka, bergelut dalam dunia LSM dan mengerjakan berbagai project dalam bidang industri sesuai bidang ilmu saya di teknik manajemen industri, akhirnya saya memasuki tahapan hidup yg berbeda, kembali pada khittah bekerja di sebuah industri multinasional di kawasan industri pulogadung jakarta.

Dari berbagai macam tempat mencari nafkah tersebut , berbeda beda pula, suasana nya, bisa dirasakan dari jendela tempat kerja

Saat awal kerja, mengerjakan project2 dengan dosen, dimana kita berkantor di lingkungan kampus ITB, dari jendela tempat kerja pemandangan nya adalah cerita2 dari kampus, mahasiswa2 yg pergi ke kampus atau keluarga lengkap dg anak kecil dan kakek neneknya pergi main ke kebun binatang dekat kampus.

Ketika jaman muda yg masih idealis bergabung dengan teman2 aktivis LSM, melakukan berbagai aktivitas pengembangan masyarakat, kita berkantor di rumah biasa di jalanan sempit, sehingga pemandangan dari jendela tempat kerja adalah pemandangan sehari2 di perumahan, anak2 main berlarian, tukang bakso lewat dengan suara kentongan nya yg khas.

Saat kerja di kawasan industri pulogadung, beda lagi pemandangan dari kaca jendela tempat saya kerja, tiap pagi dan sore saya melihat para pekerja pabrik garment lewat, para pekerja yg dibayar hanya cukup untuk hidup layak seminggu, kemudian ngutang. Di waktu2 tertentu,biasanya dekat agustusan atau lebaran, kita akan sering lihat banyak orang2 naik motor dan mobil jalan berarak dengan pakaian yg mirip, biasanya dari ormas setempat, mendatangi pabrik2 meminta jatah agustusan atau lebaran.

Di saat lain adalah pemandangan truk2 besar membawa material utk pabrik2 yg banyak disana. Cuacanya panas di musim kemarau, dan kebanjiran di musim hujan, Demikianlah suasana kerja di sebuah perusahaan asing di kawasan industri pulogadung Jakarta.

6 tahun kemudian suasana tempat kerja saya berubah , di balik jendela kaca, terhampar luas menghijau kebun teh menutupi bukit sampai ke kaki gunung bertemu dg hutan pinus yg berbaris rapih…cuacanya dingin, udaranya segar, sunyi senyap jauh dari kebisingan itulah saat2 indah “bertapa” di atas gunung di wayang windu geothermal power plant, bandung selatan.

3 tahun kemudian, suasana tempat kerja saya berubah lagi, kini pemandangan di luar jendela, adalah padang pasir luas terhampar coklat warnanya bertepikan pantai teluk Persia yg membiru. Udaranya panas dan angin nya kencang, Itulah saat2 perjalanan saya selanjutnya di tengah padang pasir abu dhabi UAE.

Selain dari jendela tempat kerja, suasana berbeda tampak sekali saat kita pergi berangkat ke tempat kerja. Saat kerja LSM atau project, kerja bebas sekali, tak ada jam pasti kapan berangkat atau pulang, seenaknya saja, pergi kerja pun pakai sendal jepit, yg penting kerjaan beres. Pulang pun bisa tengah malam, atau malah tak pulang sama sekali beberapa hari, begadang di tempat kerja, terutama saat membuat laporan akhir proyek.

Waktu kerja di kawasan industri pulogadung, pergi kerja di pagi hari, adalah perjuangan berat, mengejar biskota yg asapnya menghitam, sudah dikejar, terjebak pula di kemacetan lalu lintas Jakarta. Wajah yg kita temui di jalan, ialah wajah2 dingin yg berlarian bagai dikejar penagih hutang. Di perempatan jalan para pengemis dan anak jalanan mengiba penuh harap, pada rizki di pagi hari yg cerah tersebut. Sampai di pulogadung, kebisingan makin menjadi, suara knalpot bis kota dan asap hitam nya, bercampur dengan suara menderu mesin pabrik dengan asap putih yg membubung tinggi dari cerobong pabrik.

Saat berada di atas gunung Malabar, bandung selatan, suasana pergi kerja pagi harinya berbeda sama sekali, tiap pagi dari wayang windu village, dimana para pekerja tinggal,saya biasanya jalan kaki ke power plant, yg berada di atas bukit. Kita biasanya berjalan bersama lewat kebun teh dan hutan pinus, istilah keren nya tea walk, kalau org2 Jakarta biasanya tea walk saat liburan ke puncak, disana kita tea walk tiap hari  Di sepanjang perjalanan kita sering bertemu dg para gadis pemetik teh atau para petani yg akan berangkat ke kebun, saat berpapasan, mereka akan menyapa kita dengan akrabnya.

Saat berada di negeri padang pasir abu dhabi UAE ,negeri kaya di tepi teluk Persia, cerita pergi kerja nya beda lagi. Kantor pusat tempat saya kerja , tak jauh dari pinggir pantai, sehingga biasanya kalau pergi kerja, saya suka jalan kaki lewat taman di pinggir pantai yg indah dan tertata rapih, istilah nya Corniche . Saat berjalan di pagi hari di pinggir pantai, burung camar laut akan menyapa kita dengan riangnya. Orang2 yg kita temui di pagi hari tsb, biasanya para petugas kebersihan orang Bangladesh, anak2 muda Pakistan yg sedang main cricket atau org kulit putih yg bermain sepeda di sepanjang track pantai tsb.

Banyak lagi , cerita2 yg akan sungguh beragam dari berbagai tempat yg jauh berbeda tsb. Berpindah tempat ke berbagai tempat tersebut, sungguh suatu hal yg tak terbayangkan sebelumnya, seperti berpindah dari kebun teh yg sejuk ke tengah gurun pasir yg gersang, bagaikan suatu hal yg mustahil, , semuanya seperti dimudahkan. Saya mensyukuri saja, jalan hidup yg digariskan ini, betapa selama ini diberi banyak kemudahan dan kebaikan.

Saat bersekolah, saya rasanya seperti orang yg penuh dengan kemujuran pula. Walau berasal dari sekolah SMP swasta yg biasa2 saja, akhirnya saya pun bisa masuk ke SMAN3 Bandung, sekolah terbaik di Bandung, bahkan Jawa Barat, yang saat kelas 3 smp pun, tak mimpi akan bisa sekolah disana. Dan terbukti kemudian saat bersekolah disana, nilai prestasi saya biasa2 saja, bahkan sempat berada di ranking bawah, saya pun sadar diri, bahwa diri ini tak pintar2 amat, hanya mujur saja bisa sekolah disana.

Selepas lulus SMA, hendak kuliah, sadar diri prestasi tak bagus2 amat, tak mimpi pula mau masuk ke perguruan tinggi yg bergengsi, Tapi sekali lagi kemujuran terjadi, saya diterima di jurusan teknik industri ITB, di jurusan yg banyak saingan peminatnya, di sekolah terbaik pula, padahal saat SMA nilai saya biasa2 saja, bahkan saat kelas 3, berada di rangking bawah. Saat kuliah, biasa , nilai prestasi biasa2 saja lagi, sekali lagi saya hanya orang mujur yg bisa sekolah di ITB. Setelah bersusah payah akhirya bisa pula lulus kuliah dengan indeks prestasi biasa2 saja pula. Kemudian bekerja, berkeluarga, semuanya seperti dilalui dengan penuh kemujuran.

Selepas kuliah, kemujuran terbesar saya dalam hidup ini, ialah dipertemukan dengan seorang istri yg soleh, yang kemudian melahirkan karunia Allah, empat orang anak2 yg soleh pula, alhamdulillah.  Ada hadits nabi yg mengatakan bahwa “kekayaaan yang paling berharga di dunia ini, ialah seorang istri yg soleh”

Penuh kemujuran dalam hidup ini, bukan berarti saya selalu mendapatkan hal yg menyenangkan. Sama seperti yang lain nya saya juga mengalami hal2 yg tidak menyenangkan , kepahitan hidup. Saat ujian sekolah pernah juga tidak lulus ujian, dapat nilai jelek , sama saya juga pernah mengalami sakit hati karena cinta, putus cinta, saat di tempat kerja pernah diberlakukan tidak adil, sakit, celaka dan berbagai kemalangan lain nya.

Sebenarnya sama saja dengan yg lain nya saya juga pernah mendapatkan ujian /cobaan kehidupan , penderitaan dll, sama  tiap manusia pasti pernah mengalami kesenangan dan kemalangan. Semuanya tergantung pula dari sudut pandang kita sendiri. Kalau kita memandang hal tsb ( ujian hidup, kesusahan/kemalangan hidup dll ) dari sisi positif, kita akan selalu menemukan bahwa ada hikmah positif di balik itu semua, banyak pelajaran dari kepahitan hidup yg kita alami, namun tak semua mau mengambil hikmah dan pelajaran tsb.

Sebenarnya juga apa yang telah saya capai selama ini biasa2 saja, tak terlalu istimewa, namun saya selalu memandang istimewa apa yg telah digariskan Tuhan pada jalan kehidupan ini, sekecil apa pun itu.  Selalu mengeluh dan tidak puas dengan apa yg kita alami dalam kehidupan ini, tidaklah menyelesaikan masalah, malah hanya membuat seolah2 langit serasa tambah kelam saja. Sadarlah bahwa segelap apapun langit, suatu saat akan datang angin berhembus, akan hadir pula mentari menyinarinya, badai pasti berlalu.

Selalu berprasangka baik, positif thinking adalah cara mudah yg praktis dan menyenangkan menghadapi semua permasalahan hidup ini. Ada pelajaran agama yg bagus, ialah bahwa Allah akan bertindak sesuai persangkaan hamba Nya. Bila kita selalu berprasangka positif, maka akan kebaikan pula jadinya, bila kita selalu berprasangka negatif, akan kemalangan pula hasilnya kelak. Jadi rumus sederhana untuk hidup bahagia penuh dengan kemujuran ialah selalu positif thinking. Berprasangka baik untuk saat ini dan kehidupan kita kelak.

Ya Allah, betapa baik nya Engkau telah memberi banyak kemudahan dan kemujuran pada jalan hidup ini,jadikanlah hamba sebagai orang yg selalu berpandangan positif ,semoga hamba ini bisa jadi orang yg bersyukur.

Semuanya tak terbayangkan sebelumnya, betapa penuh warna warni nya jalan hidup ini, saya hanya berusaha untuk berbuat yg terbaik, dan  menyerahkan semuanya pada Allah, menapaki jalan hidup yg terbaik, berbuat kebaikan dimana saja, karena menurut hadis nabi, orang terbaik, ialah orang yg banyak memberi kebaikan pada orang lain. Salah satu cara bersyukur terbaik atas apa yg telah dianugrahkan Tuhan selama ini, ialah memberi kebaikan pada sesama manusia, khususnya mereka yg ditimpa banyak kemalangan hidup, kita tahu sendiri betapa banyak saat ini, orang2 yg mengalami kesulitan hidup, bencana dan berbagai kesusahan hidup lain nya. Adalah tanggung jawab moral dari mereka yg diberi kelebihan hidup untuk membantu mereka yg kekurangan.

Ujian kehidupan untuk orang2 yg diberi kesenangan hidup, ialah lupa untuk bersyukur dan tak mau berbagi, tak mau membantu orang lain, banyak orang yang tak berhasil melewati ujian hidup ini.

Doa saya selepas kuliah hanyalah, minta kepada Allah, agar hidup ini penuh dengan kebaikan, mengamalkan ilmu yg telah dianugerahkan pada kita. Berbuat kebaikan, mengisi hidup ini dengan kebaikan dalam hidup yg hanya sekali ini kita jalani.Alhamdulillah, Allah, telah memberikan perjalanan hidup terbaik pada masing2 hambanya.

Dan satu hal yg penting juga, ialah doa ibu. Saat akan pergi jauh berangkat dari Bandung ke Abu Dhabi , saya mohon doa pada ibu dan beliau berkata sambil menangis haru, bahwa ibunda tercinta selalu mendoakan kebaikan bagi anak2 nya, bukan hanya saat ini, tapi sejak dulu…, ternyata semua kebaikan dan kemudahan dalam hidup ini, adalah juga karena doa ibu, sering tak kita sadari, orang tua kita selalu mendoakan kebaikan bagi kita, sejak kita masih kecil sampai saat ini, saya pun jadi terharu , tak kuat menahan tangis saat dipeluk hangat oleh beliau.

Dalam perjalanan pesawat dari Jakarta- Abu Dhabi yg 8 jam lamanya, saya selalu teringat dengan ucapan ibunda tersebut, membuat saya terharu, berlinang air mata, saya duduk di dekat jendela pesawat, menutup wajah dan melihat ke luar jendela. Betapa samudra luas yang tampak dibawah dan gumpalan awan sepanjang perjalanan mengingatkan saya betapa besarnya kasih sayang orangtua kita

Akhirnya saya menyadari juga, bahwa salah satu hal yg memudahkan kebaikan dalam perjalanan hidup ini, ialah doa orang tua, khususnya doa ibu, berbakti dan berbuat baiklah pada mereka.  Ada hadits nabi yang mengatakan bahwa keridoan Allah bisa terlihat juga pada keridoan orang tua kita, begitu pula kemurkaan Allah bisa terlihat juga dari kemurkaan orang tua kita. Doa dan keridoan orangtua, akan melapangkan jalan hidup kita.

Bilamana kita banyak mengalami kemalangan , kesulitan dalam hidup ini , cobalah ingat apakah kita bukan termasuk dalam kelompok anak yg durhaka pada orang tua kita, bisa jadi kita jauh dari doa kebaikan orang tua kita. Pelajaran berharga dari jalan hidup yg warna warni tersebut, ialah salah satu trik berharga untuk bisa bahagia menempuh jalan hidup ini.

·         Dekatlah dengan Allah yg Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, Allah lah yg Maha Mengatur kehidupan ini , bila telah dekat , semuanya akan dimudahkan.

·         Selalu lah positif thinking berprasangka baik ( husnudh dhon) apa pun yg terjadi pasti ada hikmah kebaikan di balik itu semua.

·       Mohon lah selalu doa orang tua, terutama ibu, doa ibunda sangat mujarab.

demikian sekilas renungan dari bawah pohon kurma di tengah gurun pasir abu dhabi

15 comments on “warna warni jalan kembara

  1. DEWI N.K.
    26/03/2009

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.
    Cerita yang menakjubkan, bersyukurlah…
    Tulisan tentang doa ibu itu mengingatkan saya pada ibu dan bapak. Sungguh terharu, saya jadi merasa bahwa saya belum pernah berbuat baik dan berbakti sedikitpun kepada mereka. Rasanya apa yang dipersembahkan untuk mereka seperti tak mampu menandingi apa yang mereka korbankan untuk saya…

  2. Kumoro
    05/04/2009

    Assalamu’alaikum Uda Messa
    Belum sempat silaturahmi ke pengalengan, Sekarang antum malah terbang jauh disana. Apa perlu disusul yaa?
    Menarik nih Kang. Kita banyak kesamaan:
    1.sama-sama merasa “biasa-biasa/tidak pintar”
    2.ITB
    3.Kerja di Pengalengan
    4.kawasan industri Jabotabek
    5.Ke timur-tengah, (eit yang ini baru angan-angan, he,he).
    Selamat berjuang, semoga menjadi keberkahan bagi antum dan keluarga.
    Wassalamu’alaikum

  3. abu rayhan
    16/04/2009

    Lelaki memilih jeda langkahnya.
    Memuja mata jendela, menakar tiap pandang,
    sampai uraian tajuk-tajuk kedalaman ayat menepi di ruang luas.
    Lalu punuk-punuk kalam pada gunung, pada gurun, pada hamparan laku manusia rupa-rupa,
    menjadi telaah resah yang mendaulat asa mengikat hakikat.

    Lelaki memilah angin, di tepi jendela.
    Menyusun hembusnya seksama, agar tak sesat nikmat dipuja.
    Gumamnya “ aku hanya ingin sekoloni angin yang bisa mengantarku ke ufuk ikhlas..”

    Terawang berganti di jendela nan tak serupa,
    tatap bermuka-muka dengan serakan makna di kaki cerita.
    Bergantian berisyarat, selanjutnya arif dipinta.

    Lelaki menggenggam daya dan hikmat restu bunda,
    mendaki puncak doa.
    Jendelanya muasal kesahihan merasa,
    tertera di sebenar mata.

    Kutaraja, 15 April ’09

    setelah membaca catatan kembara, sobat lama ku, Hendra Messa

  4. hdmessa
    16/04/2009

    Wahai sobat lama ku, abu rayhan,

    sulit untuk mengungkapkan betapa kau bisa uraikan kegamangan jiwa ini, dalam bait2 puisi yg begitu dalam.

    Gambaran kegamanangan jiwa saat merenung di tepi jendela pesawat Emirates yg terbang tinggi melintas samudra luas dan hamparan awan, dalam 8 jam perjalanan jauh, Jakarta – abu dhabi. Meninggalkan tanah air tercinta yg indah permai, menuju gurun pasir yg gersang dg angin panasnya.

    Jiwa yg gamang karena selalu teringat pesan dan doa ibunda tercinta saat melepas ku berangkat pergi jauh. Doa ibu, adalah sebuah pemberian yg sangat tak ternilai harga nya. jiwa yg dibalut kesedihan pula karena dalam waktu yg lama berpisah dengan ibunda tercinta.

    Sobatku, kebersamaan kita di waktu kecil dulu, membuat resonansi jiwa ini tetap tersambung walau kala waktu telah memisahkan nya dalam waktu yg lama, terpisah samudra luas antara aceh di ujung sumatera dan abu dhabi di jazirah arab.

    Terima kasih sobat, tak bisa lagi aku menuliskan nya….

  5. cecep agus
    16/04/2009

    Kang,

    Waktu terus akan mendekati ajal kemanapun kita pergi. Ikuti saja apa kehendak Maha KEKASIH, bersyukur adalah ucapan tanda kasih. Teruslah bersyukur dan bersyukur

    …sampai Maha Kasih meneruskan cinta-Nya di akhirat nanti. Perbanyaklah Shalawat mudah-mudahan Maha Kasih mendekatkan kita dengan kekasih-Nya :
    Muhammad Rasulullah SAW.

    Cecep Agus , Bandung

  6. budi hartono
    16/04/2009

    Luar biasa Kang Hendra.
    Angin telah membawa Kang Hendra sampai sejauh ini. Pasti banyak cerita kehidupan yang telah dilalui yang bisa di-share bersama rekan-rekan..

    Budi Hartono, sobat di kampus ganesha dulu

  7. tiyo
    16/04/2009

    bacanya sampe lieur…panjang bgt, tapi teteup weh dibaca sampe abis…. nice sharing kang hendra….

    tiyo, bandung bike to works

  8. ricky sulaeman
    16/04/2009

    saat angin gurun berhembus………..
    lai takana jo angin bandung selatan da ???

    Ricky sulaeman,
    teman main sepeda gunung, roger bagen bekasi

  9. Sjamsudin Pontoh
    16/04/2009

    sepintas lalu dengan segala kelancaran dan kemujuran Hendra seperti belum “di uji”. Apa betul?

    Jangan-jangan inilah salah satu ujian sehingga terlena dan mengabaikan tugas utama di “tempat ujian yang sementara” ini. Wallahu a’lam.

    Syamsudin pontoh, Chevron, duri, Riau

  10. hdmessa
    16/04/2009

    sobat2 skalian terima kasih banyak atas komentar nya.

    @ dewi : betul Dewi, begitu besar kasih sayang ibu, selalu teringat mendalam bagi saya

    @ Kumoro : thanks kumoro, ditunggu deh kalau mau kesini juga, lakukan persiapan

    @Ricky; kang Riky, memori angin sejuk dari kebun teh bandung selatan tak terlupakan

    @abu rayhan ; terima kasih banyak sobat atas doa,ide buku dan puisinya, dalam skali makna tulisan nya.

    @ Yan , thanks puisi nya, menjadi pengingat yg menyadarkan

    @Budi ; matur nuwun mas Budi, syukurlah bermanfaat juga sharing ini, sbentuk tanda syukur saya.

    @cecep :nuhun pisan kang cecep atas nasihatnya.

    @gunawan: teman lama tak terlupakan

    @sjamsudin : sebenarnya banyak juga ujian dan kepahitan yg dialami, tak slalu lurus dan enak, tapi kalau kita memandang dari sudut pikiran positif, semuanya jadi sbuah nikmat jg. Terima kasih mengingatkan pak Sjam, bisa jadi ujian dg keterlenaan kenikmatan adalah lebih berat.

    @Tiyo ; punten atuh , panjang teuing, anggap sj ini spt kita naik spd gunung, mendaki bukit, berat, tapi stelah sampai baru terasa nikmat nya

  11. taryan
    20/04/2009

    tapi kehijauan kebun teh selalu menantimu disini

    jadi inget salah satu tokoh laskar pelangi yaitu syahdan, dari kesepuluh tokoh dialah yang paling bodoh dan pemalas tapi benar kata kang hendra “kemujuran” telah merubah syahdan menjadi yang paling mapan ekonominya.

    salam, dari kebun teh sukawana
    taryan, teman bermain MTB

  12. Sri Hadiati
    24/12/2009

    Hendra,

    Perjuangan Hendra tidak jauh berbeda dengan Chesa, anak saya yg sekarang sama terdampar di Dubai. Kalian punya kesamaan yaitu sama2 suka menulis, membaca dan yang utama adalah memberi nilai yg sgt tinggi untuk peranan seorang ibu….mudah2an kalian sukses di negara Padang Pasir yg konon lebih hijau dr Jakarta. Wish you luck both of you

  13. hdmessa
    26/12/2009

    sama2,

    terima kasih bu Sri,

    sukses juga utk anak ibu, semoga berhasil di perantauan nya

    salam

  14. Darwis Suryantoro
    16/05/2014

    Mas Hendra, terharu baca-baca blognya Mas….

    • hdmessa
      16/05/2014

      terima kasih kunjungan dan komentar nya pak Darwis
      alhamdulilah, membawa kebaikan

      salam

Leave a comment

Information

This entry was posted on 19/03/2009 by in journey inspiration.